Minggu, 26 Agustus 2018

SEJARAH SINGKAT Kyai Hasan Minhaj

                                    SEJARAH SINGKAT Kyai Hasan Minhaj


Desa Tanjungrejo merupakan salah satu desa di daerah Ponorogo, Jawa Timur sebelah barat. Di ceritakan oleh seorang takmir masjid Baitul Mustaqim sekaligus menjadi juru kunci makam yang bernama mbah Gunawan, orang pertama yang babat desa Tanjungrejo adalah mbah Kyai Kariyadin. Karena dahulu di daerah itu terdapat banyak pohon Tanjung, sehingga dinamakan daerah Tanjungsari. Semakin lama, daerah tersebut semakin banyak penduduknya dan semakin ramai sehingga desa Tanjungsari diubah namanya menjadi desa Tanjungrejo.
Di desa Tanjungrejo tersebut, terdapat sebuah makam yang dipercaya oleh masyarakat sebagai salah satu waliyulloh yaitu makam mbah Minhaj. Di desa Tanjungrejo ini beliau dikenal dengan nama Hasan Minhaj. Beliau wafat sekitar 250 tahun yang lalu atau sekiranya bertepat pada tahun 1768.  Menurut penuturan juru kunci makam, mbah Gunawan, dahulu kala Kyai Minhaj merupakan seorang ulama’ yang terpandang di desa itu. “Mbah Minhaj pada masa itu merupakan tokoh ulama’ di daerah Tanjungrejo Badegan,” tutur Mbah Gunawan. Beliau dipercayai mempunyai beberapa makam, namun yang sudah dibuktikan keberadaanya oleh mbah Gunawan ada di Ponorogo dan di daerah kompleks Keraton Surakarta tepatnya di kampung Gabudan. Di Surakarta beliau dikenal dengan nama Kyai Minhajul Abidin. Juru kunci makam mbah Minhaj di Surakarta adalah seorang janda miskin yang hidup sendiri, bernama mbah Giyarsi. Menurut cerita yang ada beliau pernah ditemui oleh Mbah Minhaj dan berpesan untuk merawat suatu makam dan jangan ada yang merusak makam tersebut. Pada saat itu, Mbah Giyarsi belum mengetahui bahwa makam yang diamanahkan tersebut adalah makam Mbah Minhaj. 
Menurut mbah Gunawan, Kyai Minhaj dikenal sebagai guru tasawuf di keraton Surakarta. Beliau dipercayai masih memiliki garis keturunan dengan Sunan Ampel Surabaya. Sedangkan, istrinya berasal dari daerah Pabelan, Kedu, Jawa Tengah dan beliau dikaruniai dua orang putera, yaitu Kyai Hasan dan Kyai Umar.
Dahulu kala beliau mendirikan sebuah pondok pesantren dan juga masjid yang diberi nama Masjid Baitul Mustaqim yang terletak ditepi sungai berbatasan dengan desa Tanjungrejo dengan desa Karangjoho. Beliau dikenal sebagai ahli Tasawuf, meskipun terkenal sebagai ahli tasawuf  namun beliau juga mengajarkan beberapa bidang ilmu lainnya, seperti Tauhid, Fiqh dan ilmu-ilmu agama yang lain. Beliau mempunyai santri banyak dari luar daerah Ponorogo.
Sebagai seorang Waliyullah, Kyai Hasan Minhaj hidup layaknya manusia biasa namun ada beberapa keistimewaan yang dimiliki beliau sebagai wali Allah. Konon katanya seperti diceritakan mbah Gunawan bahwa semasa hidup beliau, orang-orang disekitarnya tidak mengetahui kapan beliau makan atau minum, namun beliau sangat penyayang terhadap santri-santrinya sehingga setiap makanan yang dimiliki beliau diberikan kepada santrinya atau orang-orang disekitarnya yang membutuhkan. Beliau seorang ma’rifat sehingga apa yang ada dalam pikiran orang lain beliau sudah tahu sebelum diutarakan. Alluhua’lam.
Seorang wali meskipun sudah meninggal, tetapi ruh mereka tetap hidup sehingga kadangkala masih banyak orang yang ditemui oleh beliau. Pernah suatu ketika beliau dikabarkan meninggal dunia, namun pada saat yang sama beliau berada di lain daerah. Ketika ada mara bahaya beliau terkadang juga membantu. Selain berdakwah beliau juga mampu mengobati orang-orang yang sakit, sampai sekarang alat yang digunakan beliau untuk meramu obat-obatan masih disimpan oleh mbah Gunawan.
Beberapa peninggalan mbah Hasan Minhaj masih tersimpan di kediaman mbah Gunawan, seperti kitab-kitab yang pernah ditulis beliau sebagian tersimpan di perpustakaan Keraton Surakarta. Rumah yang ditempati mbah Gunawan merupakan peninggalan dari mbah Minhaj yang berdiri beberapa abad yang lalu sampai sekarang masih kokoh berdiri, hanya sebagian kecil yang direnovasi.
Kisah ini merupakan kisah masyarakat setempat dan masih dipercayai sampai sekarang. Untuk mengulik sejarah ini. Kami hanya sampai pada juru kunci makam Kyai Hasan Minhaj yang berada di Desa Tanjungrejo Badegan.

Sumber: Mbah Gunawan (Juru Kunci Makam)


                                                                                                      KPM 46 IAIN Ponorogo 2018

 

 




Gb. Makam Kyai Hasan Minhaj di Keraton, Surakarta




 
Gb. Sisi Depan Makam Mbah Hasan Minhaj di Desa Tanjungrejo
Badegan Ponorogo




 

Gb. Kitab Peningalan Kyai Hasan Minhaj







Gb. Ukiran Kayu Peninggalan Kyai Hasan Minhaj
 


4 komentar:

  1. Assalamualaikum. Saya azman dari malaysia mencari susur galur keturunan. Nama saya Azman Bin Mohd Anorwar Bin Juraimi Bin Kiyai Hasan Bin Kiyai Minhaj. Mungkin ada persamaan dengan fakta di atas

    BalasHapus
  2. Bisa jadi anda adalah keturunan nya. Bisa di cek langsung ke indonesia

    BalasHapus
  3. Tbilisi gold rush - Tbilisi gold rush - Tatani Art
    The Tbilisi titanium hair trimmer gold rush in titanium jewelry for piercings Tbilisi titanium road bike was once a source of revenue and has become the gold rush in the Tbilisi area. titanium welding In this article, we will show you how the iron titanium token

    BalasHapus